Di era modernisasi saat ini teknologi sangatlah penting bagi kebutuhan manusia, seiring dengan kemajuan zaman. Sehingga membuat semua orang harus menggunakan koneksi internet dalam kehidupan sehari hari, karena kemajuan teknologi sangatlah berkembang dari waktu ke waktu, oleh karena itu semua orang juga sangat membutuhkan koneksi internet yang lebih baik untuk berkomunikasi dan mencari informasi penting dalam kehidupan sehari hari. Dan untuk membuat kualitas layanan internet yang lebih baik salah satunya yaitu dengan cara memanfaatkan metode load balancing, untuk itu diperlukan pengaturan beban trafik jaringan agar beban trafik menjadi rata dan seimbang. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa load balancing metode PCC dapat berjalan lebih optimal dan Metode PCC dapat membagi beban trafik secara seimbang sehingga menghasilkan nilai Rx sebesar 24.4 Mbps dan 25.2 Mbps dan menghasilkan nilai yang lebih baik dari metode ECMP. Metode PCC memiliki memiliki nilai Tx dan Rx yang sama secara seimbang yaitu 592 bps sedangkan metode ECMP tidak membagi beban trafik secara merata dan seimbang.
Load Balance menggunakan Metode PCC
Saya biasa menggunakan metode PCC untuk projek saya karena mudah, gak rewel, jalan lancar, dan yang terpenting PCC punya banyak pilihan/opsi classifier dalam mengenali koneksi sebagai bahan perhitungan loadbalance.
Per connection classifier (PCC) adalah algoritma loadbalance otomatis yang disediakan oleh mikrotik yang perhitungan nya berdasarkan jumlah koneksi dari lan ke WAN yang dibentuk oleh user saat berinternet.
Hakim, A. L. (2018, June 7). Setting Load Balancing PCC 2 ISP + Fail Over Menggunakan MikroTik. Dipetik October 23, 2019, dari LukmanLab: ukmanlab.com/setting-load-balancing-pcc-2-isp-fail-over-menggunakan-mikrotik/
Load balance pada mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi.
Selama ini banyak dari kita yang beranggapan salah, bahwa dengan menggunakan loadbalance dua jalur koneksi , maka besar bandwidth yang akan kita dapatkan menjadi dua kali lipat dari bandwidth sebelum menggunakan loadbalance (akumulasi dari kedua bandwidth tersebut). Hal ini perlu kita perjelas dahulu, bahwa loadbalance tidak akan menambah besar bandwidth yang kita peroleh, tetapi hanya bertugas untuk membagi trafik dari kedua bandwidth tersebut agar dapat terpakai secara seimbang.
Pada loadbalancing kali ini kita akan menggunakan fitur yang disebut PCC (Per Connection Classifier). Dengan PCC kita bisa mengelompokan trafik koneksi yang melalui atau keluar masuk router menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini bisa dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, src-port dan atau dst-port. Router akan mengingat-ingat jalur gateway yang dilewati diawal trafik koneksi, sehingga pada paket-paket selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awalnya akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama juga. Kelebihan dari PCC ini yang menjawab banyaknya keluhan sering putusnya koneksi pada teknik loadbalancing lainnya sebelum adanya PCC karena perpindahan gateway..Sebelum membuat mangle loadbalance, untuk mencegah terjadinya loop routing pada trafik, maka semua trafik client yang menuju network yang terhubung langsung dengan router, harus kita bypass dari loadbalancing. Kita bisa membuat daftar IP yang masih dalam satu network router dan memasang mangle pertama kali sebagai berikut
Karena kita menggunakan webproxy pada router, maka trafik yang perlu kita loadbalance ada 2 jenis. Yang pertama adalah trafik dari client menuju internet (non HTTP), dan trafik dari webproxy menuju internet. Agar lebih terstruktur dan mudah dalam pembacaannya, kita akan menggunakan custom-chain sebagai berikut :
Pada mangle diatas, untuk trafik loadbalance client pastikan parameter in-interface adalah interface yang terhubung dengan client, dan untuk trafik loadbalance webproxy, kita menggunakan chain output dengan parameter out-interface yang bukan terhubung ke interface client. Setelah custom chain untuk loadbalancing dibuat, kita bisa membuat mangle di custom chain tersebut sebagai berikut
Untuk contoh diatas, pada loadbalancing client dan webproxy menggunakan parameter pemisahan trafik pcc yang sama, yaitu both-address, sehingga router akan mengingat-ingat berdasarkan src-address dan dst-address dari sebuah koneksi. Karena trafik ISP kita yang berbeda (512kbps dan 256kbps), kita membagi beban trafiknya menjadi 3 bagian. 2 bagian pertama akan melewati gateway ISP1, dan 1 bagian terakhir akan melewati gateway ISP2. Jika masing-masing trafik dari client dan proxy sudah ditandai, langkah berikutnya kita tinggal membuat mangle mark-route yang akan digunakan dalam proses routing nantinya
The internet connection used in the computer laboratory must be protected from all kinds of interference. One way to do this is by means of Load balancing with the Per Connection Classifier (PCC) method. The research results show that the proposed load balancing technique becomes a balanced traffic load on each ISP or gateway so that bandwidth usage is more efficient and able to speed up internet network connections. It also proposes a failover technique to help reduce internet network connections where connection failures occur on one of the ISP lines. In testing and packet Loss and Throughput each 6 stages have been carried out. Namely with the results obtained from testing the Loss package 10, 20, 30, 40, 50, 60 minutes. For the throughput test results, namely by measuring from 10, 20, 30, 40, 50, 60 minutes. The test refers to the TIPHONE version.
Saat menggunakan load balance, ada banyak opsi yang bisa digunakan. Dan tentunya, load balance bisa dikombinasikan dengan fitur lain seperti failover, queue, bahkan hotspot. Load balance yang paling stabil dan sering digunakan adalah load balance PCC atau per-connection classifier. Penggunaan load balance PCC lebih detail karena menggunakan firewall mangle. Yang pastinya lebih akurat dan kompleks dibandingkan dengan load balance ECMP.
Pada artikel kali ini, kami akan membahas mengenai Policy Based Route pada Load Balance PCC. Standarnya, saat menggunakan load balance PCC maka semua client akan menggunakan link yang tersedia. Lalu apa yang harus dilakukan jika kita ingin client tertentu tidak masuk dalam Load Balance PCC?
Sebagai contoh kasus terdapat satu server yang hanya ingin melewati 1 link ISP saja. Hal ini untuk menghindari server tersebut berpindah-pindah jalur. Sedangkan client lain akan tetap menggunakan load balance dan akan sering berpindah link karena menerapkan load balance PCC.
Target utama dari lab ini adalah agar server hanya melewati satu isp tertentu. Dan client lain tetap menggunakan load balance pcc. Langkah awal, kita bisa menambahkan rule accept untuk menerima traffik dari lokal. Pembuatan rule accept ini dibagi menjadi 3 bagian. Dengan tujuan ke jaringan ISP1, ke jaringan ISP 2 dan ke router mikrotik itu sendiri.
Lalu tambahkan beberapa konfigurasi mark-routing seperti konfigurasi load balance pada umumnya. Jika anda belum familiar dengan konfigurasi Load Balance PCC, anda bisa mempelajarinya pada artikel berikut ini Hasilnya, konfigurasi load balance PCC standar akan seperti ini :
Oleh karena itu, kita hanya akan melakukan load balancing menggunakan 2 ISP yang memiliki dedicated bandwidth. Sementara ISP yang memiliki shared bandwidth akan dijadikan sebagai backup ketika semua ISP dedicated bandwidth mengalami masalah (down).
Failover memungkinkan traffic tetap bisa diteruskan ke internet meskipun salah satu jalurnya mati. Failover merupakan hal yang (harusnya) melekat pada load balancing. Kalau ada load balancing pasti ada failover. Contoh: kita akan load balancing menggunakan ISP1 dan ISP2, ketika ISP1 mati maka traffic tetap bisa diteruskan melalui ISP2. Demikian pula sebaliknya, ketika ISP2 mati maka traffic tetap bisa diteruskan melalui ISP1.
Nah, di lab ini, kita sebenarnya punya 3 ISP, kita akan membuat ISP3 sebagai backup ketika ISP1 dan ISP2 mati. Kenapa ISP3 tidak diload balance? Karena IPS3 memiliki shared bandwidth (bandwidthnya tidak tetap) sehingga berpotensi membuat jaringan tidak optimal.
Jika sudah, buatlah mangle yang berfungsi untuk menandai paket yang berasal dari (address-list) LAN menuju ke selain (address-list) LAN. Selain itu mangle ini juga akan membagi (load balance) setiap paket yang lewat menggunakan metode PCC (Per Connection Classifier). Paket tersebut bisa diklasifikasikan berdasarkan src-address, src-port, dst-address, dan dst-port.
Tags: pcc mikrotik, load balancing mikrotik, load balance pcc, load balance pcc mikrotik, load balancing 2 isp, load balancing 3 isp, load balancing 2 wan, load balancing 3 wan, pcc mikrotik 2 wan, pcc mikrotik 3 wan, pcc mikrotik 2 isp, pcc mikrotik 3 isp, pcc mikrotik dan failover, perbedaan load balancing dan failover, cara konfigurasi load balancing mikrotik, konfig pcc mikrotik, traffic sharing mikrotik, load balancing 2 isp dan 1 isp backup, mikrotik pcc, cara kerja pcc, apa itu pcc, per connection classifier, routing rekursif mikrotik, recursiv route mikrotik, check-gateway mikrotik, ip route distance mikrotik, apa itu ip route distance mikrotik, fungsi check-gateway mikrotik, interval check-gateway ping mikrotik, interval check-gateway mikrotik, recursiv static route mikrotik.
Load balance merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mendistribusikan trafick jaringan kepada dua atau lebih jalur koneksi internet dengan sama rata atau seimbang sehingga koneksi internet lebih stabil dikarenakan mengurangi reponse time dan overload pada jalur koneksi internet
Tutorial ini dapat anda terapkan di semua jenis router mikrotik apapun jenis mikrotiknya sehingga tutorial ini sangat flexible dan cocok untuk anda yang membutuhkan solusi atau cara melakukan load balance mikrotik pcc 2 isp
Berikut Langkah Demi Langkah setting load balance mikrotik pcc 2 isp, langkah pertama yang perlu anda setting adalah setting address list ip lokal yang bertujuan agar tidak terjadinya loop routing di jaringan kita untuk scriptnya sebagai berikut 2ff7e9595c
Comments